Pewarnaam bakteri dapat dibedakan atas tiga golongan, yaitu
pewarnaan sederhana, pewarnaan diferensial dan pewarnaan khusus. Metode pewarnaan gram merupakan jenis pewarnaan
diferensial. Pewarnaan ini memisahkan bakteri menjadi 2 kelompok yaitu
gram positif dan gram negatif. Metode
pewarnaan gram merupakan metode dapat yang digunakan untuk mengidentifikasi
bakteri gram positif dan gram negatif dengan menggunakan zat warna sebagai
pembeda.
Apa itu bakteri gram positif dan bakteri
gram negatif ?
Bakteri gram positif merupakan jenis bakteri dengan
dinding peptidoglikan yang tebal, sementara bakteri gram negatif adalah
jenis bakteri dengan dinding peptidoglikan yang tipis. Perbedaan ketebalan dinding
ini mengakibatkan perbedaan kemampuan aktifitas dengan pewarnaan gram. Bakteri gram positif dapat
mempertahankan zat warna metil ungu. Sedangkan bakteri gram negatif tidak dapat
mempertahankan zat warna metil ungu karena ikut tercuci saat perlakuan dengan alkohol. Pada uji
pewarnaan gram, suatu pewarna tandingan (counterstain)
ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram negatif menjadi
berwarna merah. Pengujian ini berguna untuk membedakan kedua tipe bakteri yang
didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri.
Bagaimana pengaruh perbedaan struktur
dinding sel bakteri terhada pengikatan zat warna?
Bakteri
gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel berupa lipoposakarida (lipid) yang
dapat larut oleh alkohol, sehingga pada saat diwarnai dengan safranin akan berwarna
merah. Bakteri gram positif memiliki selapis dinding sel berupa peptidoglikan
yang tebal. Setelah pewarnaan dengan kristal violet, pori-pori dinding sel
menyempit akibat dekolorisasi oleh alkohol sehingga dinding sel tetap menahan
warna ungu.
Bagaimana penggunaan zat warna dalam
metode pewarnaan gram ?
Kristal violet merupakan pewarna primer (utama) yang akan memberi warna
mikroorganisme target. Kristal violet bersifat basa sehingga mampu berikatan
dengan sel mikroorganise yang bersifat asam, baik bakteri gram positif maupun
gram negatif sehingga sel mikroorganisme yang transparan akan terlihat berwarna
ungu.
Iodin merupakan larutan yang berfungsi
untuk memperkuat pengikatan warna primer oleh bakteri. Iodin tersusun atas
iodium, kalium iodida dan aquades. Iodin dapat memperkuat warna pada bakteri karena dapat
membentuk persenyawaan kompleks kristal violet-yodium.
Alkohol berfungsi untuk membilas atau melunturkan kelebihan zat warna
primer pada sel bakteri (mikroorganisme). Alkohol tersusun atas etanol dan air
dengan konsentrasi tertentu. Mekanisme alkohol dalam pewarnaan gram berperan
dalam proses dekolorisasi karena perbedaan komponen dinding sel bakteri.
Dinding sel bakteri gram negatif sebagian besar tersusun atas lipid dan dinding
selnya tipis. Lipid dapat larut dalam alkohol. Sehingga pemberian alkohol pada
bakteri gram negatif akan melarutkan lipid yang akan memperbesar permeabilitas
dinding sel. Hal tersebut menyebabkan bakteri gram negatif melepaskan zat warna
primer.
Safranin merupakan pewarna tandingan
atau pewarna sekunder. Zat
ini berfungsi untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan pewarna
utama setelah perlakuan dengan alkohol. Zat-zat warna pada safranin dapat
berikatan dengan komponen dinding sel bakteri, karena pori-pori pada dinding
sel bakteri khususnya bakteri gram negatif tidak dapat tertutup rapat setelah
perlakuan dengan alkohol.