Perhitungan
jumlah mikroba adalah suatu kegiatan untuk mengetahui jumlah mikroorganisme
dalam suatu bahan atau sampel. Perhitungan jumlah mikroba bertujuan untuk
menghitung jumlah sel dari suatu kultur mikroba secara kuantitatif. Pertumbuhan
mikroorganisme dapat diukur berdasarkan jumlah sel mikroba yang tumbuh pada
media.
Mengapa jumlah mikroba
perlu dihitung ?
Karena pada suatu bahan pangan, kualitasnya
ditentukan oleh jumlah mikroba yang terkandung didalamnya. Mikroba tersebut ada
yang bersifat menguntungkan dan merugikan.
Sehingga dengan melakukan perhitungan jumlah mikroba kita dapat
mengetahui secara kuantitatif apakah makanan tersebut layak dikonsumsi atau
tidak. Selain itu, kita juga dapat melakukan suatu upaya untuk menekan
pertumbuhan mikroba yang merugikan dan membantu pertumbuhan mikro yang
mengungtungkan.
Proses perhitungan sel mikroba dapat
dilakukan dengan metode langsung (direct method) maupun tidak langsung (indirect method). Perhitungan secara
langsung yaitu menghitung jumlah mikroba dihitung secara keseluruhan, baik yang
hidup atau yang mati. Salah satu cara enumerasi secara langsung yaitu dilakukan
dengan membuat preparat dari suatu sampel yang menggunakan ruang hitung (counting camber). Enumerasi secara tidak
langsung yaitu hanya menghitung jumlah mikroba yang hidup. Metode ini dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu metode hitung pada cawan petri (total plate count/TPC), perhitungan
melalui pengenceran, serta perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN method).
Metode perhitungan jumlah mikroba yang dijelaskan pada
postingan ini adalah metode hitung pada cawan petri (total plate count/TPC). Total
Plate Count (TPC) adalah metode yang dapat menghitung sel yang masih hidup
dengan anggapan bahwa setiap sel yang hidup akan berkembang menjadi satu satu
koloni. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu dapat dihitung sebagai satu
koloni. Prosedur perhitungan mikroba metode TPC dilakukan dengan membagi cawan
petri menjadi 4 kuadran lalu menghitung jumlah koloni mikroba pada salah satu
kuadran, dimana satu kuadran mewakili semua kuadran dan memenuhi syarat Standard Plate Count (SPC) yaitu 30-300
koloni mikroba.
Cawan Petri dibadi menjadi 4 kuadran |
Batasan terkecil untuk menghitung jumlah suatu mikroba adalah
30 koloni. Suatu hasil perhitungan mikroba yang kurang dari 30 koloni akan
dikategorikan Terlalu Sedikit untuk Dihitung (TSUD). Apabila melewati batas
perhitungan yaitu diatas 300 koloni, maka dikategorikan ke dalam Terlalu Banyak
untuk Dihitung (TBUD).
Hasil perhitungan jumlah mikroba pada bahan roti berjamur
dengan metode spread plate adalah 43
koloni. Sedangkan pada metode pour plate hasil
perhitungan yang diperoleh 31 koloni. Hasil memenuhi standar yang ditetapkan
dalam SPC, namun mendekati kategori Terlalu Sedikit Untuk Dihitung (STUD).
Terjadinya TSUD tersebut dapat disebabkan oleh faktor
pengenceran pada proses inokulasi sebelumnya dan suhu pada saat inkubasi. Jika
pengenceran yang dilakukan terlalu tinggi, dapat menyebabkan hasil perhitungan
menjadi TSUD sedangkan pengenceran yang terlalu rendah menyebabkan hasil
perhitungan menjadi TBUD. Proses inkubasi dilakukan pada suhu 37°C, sementara suhu optimum pertumbuhan Rhizopus stolonifer adalah 25°C. Sehingga hal ini menyebabkan Rhizopus stolonifer tidak dapat tumbuh
dengan baik.
No comments:
Post a Comment